Rabu, 14 November 2012

Pentingnya Kejujuran

بِسْـــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم


Jujur dalam bahasa yang baku dapat diartikan yaitu mengakui atau memberikan informasi sesuai kenyataan. Kejujuran merupakan salah satu bukti keimanan seorang muslim. Seorang muslim seharusnya tidak melakukan kebohongan. Karena kejujuran adalah perbuatan serta ucapan yang baik dan mendapat ridha Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Ahzab Ayat 70 :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا


"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang jujur dan benar." (Al-Ahzab: 70)

Jika seorang Muslim ingin mencari kebahagiaan dunia dan akhirat, maka utamakanlah sikap kejujuran. Kejujuran tidak hanya jujur dalam ucapan dan perbuatan, tetapi juga harus jujur dalam niat, agar mendapat keredaan Allah SWT.
 
Kejujuran akan menyelamatkan seorang mulim dari siksa api neraka. Tanpa kejujuran, agama dan akhlak manusia tidak akan sempurna, sehingga tidak sempurnalah ia menjadi manusia.

Ada 3 bentuk kejujuran :
  1. Kejujuran dalam ucapan, yaitu kesesuaian ucapan dengan kenyataan.
  2. Kejujuran dalam perbuatan, yaitu kesesuaian antara ucapan dan perbuatan.
  3. Kejujuran dalam niat, yaitu kejujuran tertinggi di mana ucapan dan perbuatan semuanya hanya untuk Allah.
Orang yang suka berbohong maka ia akan merugi. Jika kebohongan tersebut tidak diketahui, maka ia akan mendapatkan dosa. Sedangkan jika kebohongan tersebut diketahui orang lain, maka ia tidak akan dipercaya lagi, dan ia akan dicap sebagai pembohong atau munafik. Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah [2] Ayat 10 :

فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ
“Dalam hati mereka (orang-orang munafik) itu ada penyakit, lalu ditambah oleh Allah penyakitnya, dan bagi mereka siksa yang pedih disebabkan mereka berdusta.” (QS Al-Baqarah [2]:10).

Jika orang jujur, maka hatinya akan merasa tentram, damai, dan bahagia. Beda dengan orang yang berbohong, hatinya tidak akan tenang karena merasa khawatir kebohongannya tersebut terbongkar.

Kejujuran akan dapat terwujud jika ada iman, ikhlas, ihsan, ilmu, dan istiqamah.
  • Iman, maka ia yakin Allah mengawasi dan mencatat semua amal perbuatannya.
  • Ikhlas, maka ia dididik untuk melakukan sesuatu mengharapkan ridha Allah.
  • Ihsan, maka ia akan melakukan yang terbaik untuk orang lain.
  • Ilmu, maka ia tahu mana perbuatan yang halal dan haram.
  • Istiqamah, maka ia belajar mengawal kebenaran yang sudah biasa ia lakukan menjadi lebih baik lagi dan lebih diridai oleh Allah SWT.
Kejujuran harus ditanamkan sejak kecil. Untuk itu dalam hal ini jelas dibutuhkan peran orang tua. Sebuah sisi yang kini banyak terlalaikan sepanjang perjalanan membimbing seorang anak adalah kejujuran. Terkadang justru orang tua memberikan contoh buruk kepada si anak dengan berbuat kebohongan. Bahkan yang lebih parah lagi, orang tua menyuruh si anak untuk berbohong demi keuntungan atau kesenangan orang tuanya.

Allah memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya agar senantiasa berbuat jujur, seperti dalam Surah At-taubah Ayat 119 :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dan jadilah kalian bersama orang-orang yang jujur.” (At-Taubah: 119)

Tak ada jalan lain bagi orang tua, kecuali berbenah diri dengan mulai membiasakan untuk berkata dan berbuat jujur. Jujur terhadap Allah dan jujur pula terhadap sesama manusia. Begitu pula pada anak, orang tua harus membiasakan anak-anaknya untuk jujur dalam ucapan ataupun perbuatan, diiringi dengan upaya untuk menjauhkan mereka dari segala kebohongan. Semoga dengan itu, mereka akan menuai kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar