بِسْـــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Tawakal dapat diartikan sebagai kesungguhan hati dalam bersandar kepada
Allah SWT untuk mendapatkan ridha-Nya serta mencegah bahaya, baik dalam urusan
dunia ataupun akhirat. Seseorang yang bertawakal adalah seseorang yang
menyerahkan, mempercayakan dan mewakilkan segala urusannya hanya kepada Allah
SWT.
Tawakal merupakan sikap mental seseorang yang merupakan hasil keyakinannya
kepada Allah SWT. Keyakinan bahwa Allah yang menciptakan segalanya dan
menguasai alam semesta ini yang mendorong seseorang tersebut untuk menyerahkan
segala persoalannya kepada Allah SWT.
Tawakal merupakan faktor utama yang bisa mempertahankan seseorang ketika ia
tidak mempunyai kekuatan dari serangan makhluk lain yang menindasnya. Selain itu,
bagi siapapun yang bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya pastilah ia
akan diberi rezeki
Terdapat dua unsur pokok dalam tawakal ini, yaitu berserah diri dan berpegang
teguh. Tidak dapat dikatakan tawakal kalau belum berserah diri secara ikhlas. Tidak
dapat pula dikatakan tawakal kalau belum berpegang kepada-Nya, belum kokoh pada
tingkat keyakinan kepada kekuasaan-Nya yang tidak terbatas, keadilan-Nya, serta
kebijaksanaan-Nya.
Tawakal disini bukan berarti meninggalkan usaha. Allah
memerintahkan hamba-Nya untuk bertawakal sekaligus berusaha. Berusaha dengan
seluruh anggota badan dan bertawakal dengan hati merupakan bentuk iman kepada
Allah SWT. Setiap muslim seharusnya berusaha dan bersungguh-sungguh mendapatkan
penghidupan. Dan tidak boleh menyandarkan diri pada kelelahan serta kerja
kerasnya, tetapi harus meyakini segala urusan adalah milik Allah SWT, dan rezeki
hanyalah dari Allah semata.
Bertawakal hanyalah kepada Allah SWT. Jika bertawakal kepada selain Allah
maka hal tersebut adalah syirik. Seperti keyakinan pada makhluk lain agar
dosa-dosanya diampuni sebagaimana yang dilakukan para penyembah
berhala,kubur,ataupun makhluk lain selain Allah SWT. Perbuatan semacam ini
termasuk syirik akbar (syirik besar) yang bisa membuat sesorang tersebut keluar
dari Islam.
Seorang yang menyerahkan segala urusannya kepada Allah, maka ia tidak akan
berbuat melainkan dengan perbuatan yang sesuai dengan kehendak Allah. Karena ia
yakin, bahwa Allah tidak akan menetapkan sesuatu kecuali yang terbaik bagi
dirinya baik di dunia maupun di akhirat.
Tawakal bukan hanya untuk meraih kepentingan dunia saja. Tetapi seharusnya
seseorang juga bertawakal dalam urusan akhiratnya, untuk meraih apa yang Allah
ridhai dan cintai. Tawakal untuk mendapatkan keberkahan akhirat dapat dilakukan
dengan cara bertawakal agar bagaimana mendapatkan keteguhan dalam keimanan,
dalam dakwah, dan dalam jihad.
Tawakal jika dilakukan dengan baik dan benar, maka Insha Allah tidak akan
menjadikan seorang hamba menjadi hina dan tidak memiliki apa-apa. Karena tawakal
ini bukanlah sebuah kepasrahan yang tidak beralasan. Namun tawakal haruslah
terlebih dahulu didahului atau dibarengi dengan adanya usaha yang maksimum. Tanpa
usaha, maka hilanglah hakikat tawakal tersebut.
Tawakal dalam Al-Quran dapat dilihat dalam ayat-ayat berikut:
1. Tawakal merupakan perintah Allah SWT. Allah berfirman dalam Surah Al-Anfal Ayat 61 :
وَإِنْ جَنَحُوا لِلسَّلْمِ فَاجْنَحْ لَهَا وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
"Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui" (QS. Al-Anfal : 61)
2. Larangan bertawakal selain kepada Allah (menjadikan selain Allah sebagai penolong). Allah berfirman dalam Surah Al-Isra Ayat 2 :
وَآتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ وَجَعَلْنَاهُ هُدًى لِبَنِي إِسْرَائِيلَ أَلَّا تَتَّخِذُوا مِنْ دُونِي وَكِيلًا
"Dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab
Taurat itu petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman): "Janganlah kamu
mengambil penolong selain Aku" "(QS. Al-Isra : 2)
3. Orang yang beriman; hanya kepada Allah lah ia bertawakal. Allah berfirman dalam Surah Al-Imran Ayat 122 :
إِذْ هَمَّتْ طَائِفَتَانِ مِنْكُمْ أَنْ تَفْشَلَا وَاللَّهُ وَلِيُّهُمَا ۗ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ
"Ketika dua golongan dari padamu ingin (mundur) karena takut, padahal
Allah adalah penolong bagi kedua golongan itu. Karena itu hendaklah
kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal." (QS. Al-Imran : 122)
4. Tawakal harus senantiasa mengiringi suatu azam (baca; keingingan/ ambisi positif yang kuat). Allah berfirman dalam Surah Al-Imran Ayat 159 :
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا
غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ
وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِي
وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِي
"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya." (QS. Al-Imran : 159)
5. Allah sebaik-baik tempat untuk menggantungkan tawakal (pelindung). Allah berfirman dalam Surah Al-Imran Ayat 173 :
الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ
فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ
الْوَكِيلُ
"(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung"." (QS. Al-Imran : 173)
6. Akan mendapatkan perlindungan, pertolongan dan anugrah dari Allah. Allah berfirman dalam Surah Al-Anfal Ayat 49 :
إِذْ يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ غَرَّ
هَٰؤُلَاءِ دِينُهُمْ ۗ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ
عَزِيزٌ حَكِيمٌ
"(Ingatlah), ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit
di dalam hatinya berkata: "Mereka itu (orang-orang mukmin) ditipu oleh
agamanya". (Allah berfirman): "Barangsiapa yang bertawakkal kepada
Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana"." (QS. Al-Anfal : 49)
7. Mendapatkan kebaikan di dunia dan di akhirat (surga). Allah berfirman dalam Surah An-Nahl Ayat 41-42 :
وَالَّذِينَ هَاجَرُوا فِي اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مَا ظُلِمُوا
لَنُبَوِّئَنَّهُمْ فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً ۖ وَلَأَجْرُ الْآخِرَةِ
أَكْبَرُ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
"Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya,
pasti Kami akan memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia. Dan
sesungguhnya pahala di akhirat adalah lebih besar, kalau mereka
mengetahui, "(QS. An-Nahl : 41)
الَّذِينَ صَبَرُوا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
"(yaitu) orang-orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan saja mereka bertawakkal."(QS. An-Nahl : 42)
8. Allah akan mencukupkan orang yang bertawakal kepada-Nya. Allah berfirman dalam Surah At-Talaq Ayat 3:
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى
اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ
اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
"Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan
barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang
(dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi
tiap-tiap sesuatu."(QS. At-Talaq : 3)
Tawakal yang merupakan perintah Allah SWT jika dilakukan dengan baik dan benar, Insha Allah tidak akan menjadikan seorang hamba menjadi hina dan tidak memiliki apa-apa. Karena tawakal tidak identik dengan kepasrahan yang tidak beralasan. namun tawakal harus terlebih dahulu didahului dengan adanya usaha yang maksimum. Hilangnya usaha, berarti hilanglah hakikat tawakal itu. Oleh karena itu marilah kita meningkatkan rasa tawakal kepada Allah SWT agar dapat masuk ke dalam Surga Allah di akhirat kelak. Amin.